BENGKULU UTARA R88 – Banyaknya perusahaan yang bercokol di Kabupaten Bengkulu Utara tidak berdampak di kalangan dunia pendidikan di wilayah itu. Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) apa mungkin hanya kamuflase semata?

Sedangkan CSR adalah pendekatan bisnis dengan memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Secara kasat mata banyak sekali perusahaan- perusahaan perkebunan di Kabupaten Bengkulu Utara, yang juga didominasi oleh perusahaan pertambangan emas hitam yakni batubara maupun galian C.

Seperti yang diungkapkan salah satu kepala sekolah yang berada di wilayah desa penyangga perusahaan-perusahaan besar di wilayah itu.

Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara, Ketut Pasek kepada awak media mengatakan tidak ada kontribusi perusahaan berupa CSR yang diberikan kepada pihaknya selama ini.

Setidaknya ada PT Agricinal, Tatar Anyar, Pamor Ganda belum lagi perusahaan tambang seperti PT Injatama, Titan dan juga Global Kaltim di wilayah itu.

“Jelasnya sudah lama ini, sudah bertahun-tahun tidak ada sama sekali yang namanya CSR dari perusahaan yang ada di sekitar Putri Hijau ini. Sementara banyak sekali perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Putri Hijau cuma sampai saat ini belum pernah ada,”  ujar dia, (13/02).

Ketut pun tidak menampik, bahwa 10 tahun yang lalu memang ada penyaluran CSR ini. Namun, seiring waktu berjalan alasannya apa sehingga tidak tersentuh CSR lagi pihaknya pun tidak tahu mengapa.

“Dulu. Sudah lama sekali pernah PT Air Miring salurkan bantuan dan sangat berharga sekali sampai sekarang pun masih bagus dan dipergunakan mesin diesel kubota untuk penerangan kalau mati lampu,” ucap dia.

Disinggung sudah sejauh mana upaya yang dilakukan pihaknya, prinsipnya pihaknya sudah pesimis. Belajar dari pengalaman pihak kecamatan pada saat minta support peringatan hari besar ke pihak perusahaan yang didapatkan hanyalah kekecewaan.

“Jangankan CSR, yang saya tahu pihak kecamatan saja saat minta bantuan untuk peringatan hari besar teramat sangat minim sekali. Apalagi kami di tingkat sekolah,” imbuh dia. [arh]