“Padahal tidak seperti itu. Bicara tokoh-tokoh pendiri negara ini adalah bicara semangat, bicara pengabdian, bicara bagaimana meneruskan cita-cita para pejuang. Ini yang harus kita bangun. Ini yang harus kita terus sampaikan kepada anak cucu kita. Jangan sampai karena informasi semakin terbuka mereka tidak kenal siapa pendiri bangsa ini,” tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dalam sambutanya mengungkapkan bahwa  monumen pahlawan nasional Ibu Hj.Fatmawati Soekarno ini merupakan simbol penghormatan kita sebagai anak bangsa kepada para pahlawan khususnya kepada sosok Ibu Fatmawati.

Ibu Fatmawati adalah sosok yang menjahit sang saka merah putih, bendera pertama yang dikibarkan pada pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno Hatta.

Menurut Presiden, ibu Fatmawati soekarno merupakan sosok yang sangat berjasa bagi bangsa Indonesia.

“Ibu fat tidak hanya ibunya orang bengkulu tapi juga ibu seluruh bangsa indonesia.”

Ibu fatmawati sangat berjasa dalam menjahit bendera merah putih yang dijahit dengan tangan dia sendiri. Oleh karenanya, monumen pahlawan nasional fatmawati soekarno menjadi bukti hormat kita kapada Ibu Fatmawati.

“Semoga kita bisa meneladani sikap kenegarawanan beliau. Sikap rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.”

Peresmian monumen Pahlawan Nasional Ibu Hj Fatmawati Soekarno dilakukan presiden dengan memencet tombol dibukanya patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit bendera merah putih di simpang lima kota bengkulu.

Patung yang dipahat oleh seniman I Nyoman Warta tersebut berdiri kokoh di pusat Kota Bengkulu. Acara peresmian didahului dengan sambutan Ketua Yayasan Fatmawati Soekarno, Sukmawati Soekarno Putri, sambutan Gubernur Bengkulu Rohidin Mirsyah dan Sambutan Presiden Joko Widodo.

Peresmian dilakukan oleh Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhajir Effendi. Menskab Pramono Anung, Menteri sosial Juliardi P Batubara.

Dari DPR RI hadir Ketua DPR RI, Puan Maharani serta seluruh anggota DPD RI dari daerah pemilihan Provinsi Bengkulu. (***)