Mendengar perkataan itu, maka Rasulullah berkata kepada para sahabat lainnya. “Jangan kamu laknat Nuaiman, karena dia cinta dengan Allah dan Rasulnya.”. 

Hadiah untuk Nabi

Suatu ketika Nuaiman melihat penjual madu keliling yang sedang kepanasan dan kelihatan letih. Lalu, Nuaiman menjumpai penjual madu itu dan menyuruh mengantarkan madu yang dijajakannya ke rumah Rasulullah SAW.

“Nanti kamu minta juga duitnya,” ujar Nuaiman kepada penjual madu.

Alangkah girangnya si penjual madu karena barang dagangannya laku. Kemudian si penjual madu menuruti apa yang diucapkan Nuaiman. Dengan membawa seguci madu menghadap Rasulullah hadiah dari Nuaiman. Tentu saja Rasulullah sangat senang karena mendapatkan hadiah dari sahabatnya.

Namun Rasulullah terkejut, pada saat si penjual maju menyodorkan tagihan. “Ini madunya Rasulullah. Harganya sekian,” kata pejual madu.

Seketika Rasulullah langsung sadar bahwa dirinya telah dikerjai Nu’aiman. Beliau akhirnya membayar harga madu itu. Beberapa saat setelah kejadian, Rasulullah memanggil Nuaiman. Ia bertanya kepada sahabatnya itu mengapa melakukan hal itu.

“Saya ingin berbuat baik kepada Anda ya Rasulullah. Tetapi saya tidak punya apa-apa,” jawab Nuaiman. Rasulullah pun tersenyum.

Sakit Mata

Pada suatu ketika Rasulullah mengunjungi Nu’aiman yang sedang sakit mata. Rasul melihat ia sedang asyik makan kurma. Baginda kemudian mengajukan pertanyaan kepadanya, “Bolehkah kamu makan kurma, sedangkan matamu sedang sakit?” Nu’aiman menjawab, ” Saya makan menggunakan mata yang satu lagi”. Mendengar jawapan Nu’aiman ini, Rasul tertawa sehingga kelihatan gigi gerahamnya. [arh]