Rasulullah senang bermanja manja dengan istri, sehingga timbul rasa nyaman dan keakraban. “Beliau (Rasulullah mendekat kepadanya (Aisyah) dan ia ada di kamarnya, lalu ia menyisir beliau, padahal ia sedang haid”. (HR Muslim). 

Keenam, Rasulullah memuliakan istri dengan cara berpamitan terlebih dahulu sebelum pergi atau keluar rumah, tidak hanya dengan kata saja namun beliau mencium istrinya dengan kasih sayang. “Rasulullah selalu mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat, kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu”. (HR Ahmad).

Ketujuh, Rasulullah seorang suami yang tenang saat dimarahi isterinya. Suatu keika Aisyah pernah marah kepada Rasulullah dan berkata bahwa Khadijah adalah wanita yang tua dan dirinya jauh lebih cantik. Karena Aisyah memang terkenal sebagai istri Rasulullah yang paling besar rasa cemburunya, tetapi Rasulullah tetap bersabar dan tidak memarahinya.

“Rasulullah memijit hidung Aisyah jika ia marah dan berkata: Ya Humaira, bacalah doa: Wahai Tuhanku, ampunlah dosa dosa ku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindunglah aku dari fitnah yang menyesatkan”.(HR Ibnu Sunni). Rasulullah tidak pernah menanggapi kemarahan istri dengan amarah apalagi dengan memukul istrinya diriwayatkan oleh Aisyah, “Rasulullah tidak pernah memukul istrinya walau sekalipun”. (HR Muslim).

Kedelapan, Rasulullah sering makan bersama istrinya. Meskipun makan bersama dalam wadah dan gelas yang sama. “Aku biasa makan bubur bersama Rasulullah dalam wadah yang sama, aku minum air dengan gelas dan beliau meletakkan mulut beliau di gelas tersebut lalu beliau minum”. (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur). 

Kesembilan, Rasulullah seorang suami yang sering pula memberikan hadiah kepada istrinaya. Walaupun itu hanya sebotol minyak parfum, wujud dari menyenangkan hati istrinya. “Rasulullah memberi kepada masing masing istrinya satu botol minyak kasturi”. (HR Ahmad). 

Kesepuluh, Rasulullah sosok suami yang selalu memberikan kenyaman kepada istrinya. Dari Anas berkata: “Kemudian kami pergi menuju Madinah. Aku lihat Rasulullah menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah (salah satu istri Rasulullah) kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga ia bisa menaiki unta tersebut”. (HR Bukhari). 

Kesebelas, Rasullullah seorang suami yang sabar dan menerima apa adanya. Suatu hari Aisyah membuatkan minuman untuk Rasulullah yang biasanya beliau menyisakan separuh gelas untuk diminum istrinya, tetapi kali ini tidak hingga Aisyah bertanya sebanyak 3 kali.“Ya Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?”. Rasulullah lalu memberikan gelas itu pada Aisyah dan ketika dicicipi ternyata rasanya asin.

Keduabelas, Rasullullah seorang suami yang suka memaafkan kesalahan istri. Aisyah dan istri Rasulullah yang lain sering berbuat salah dengan menyimpan kecemburuan satu sama lain, hal itu bahkan pernah membuat Rasulullah mendiamkan istri-istrinya. Karena mereka tidak menyukai Maria (salah satu istri Rasulullah) yang melahirkan anak dari Rasulullah.

Ketigabelas, Rasulullah seorang suami yang selalu memberikan nasihat kepada istrinya. Jika istrinya berbuat salah, maka akan diingatkan secara baik baik dengan tutur kata dan tindakan yang baik dan tidak pernah sekalipun berbuat kasar. 

Keempat belas, Rasulullah seorang suami yang suka menyengkan hati istrinya dengan panggilan yang disukainya. Rasulullah memanggil istrinya dengan panggilan kesayangan indah yang disukai, contohnya ialah panggilan kepada Aisyah yaitu “Ya Humaira” yang artinya wahai wanita yang pipinya kemerah merahan. Aisyah pun merasa sangat senang dengan panggilan tersebut sehingga selalu tersipu malu dan tersenyum bahagia ketika Rasulullah memanggilnya.

Kelima belas, Rasulullah sosok suami yang tidak pernah berlaku kasar walau dalam keadaan apapun terhadap istrinya. Meskipun dalam kondisi marah tidak pernah menyampaikan kalimat yang kasar. Rasulullah selalu memuliakan istri-istrinya dalam kondisi apapun, walaupun marah atau istrinya membuat kesalahan.

Rasulullah merupakan teladan bagi para suami dan semoga para suami dapat memetik pembelajaran dan mengamalkannya. Aamiin. [arh]