Tentu, penghargaan terhadap nilai perjuangan pahlawan terdahulu dan kebudayaan lokal itu sangat penting. Mengenyampingkan nilai sejarah itu menunjukan seseorang yang mungkin bupati tidak punya kepedulian terhadap history sejarah. Bahasa Melayu Bengkulunya, “Idak tau kek sejarah atau idak ndak tahu kek sejarah”.

Mengertikah kita bahwa bangunan Tugu Amanah yang tetap didirikan, diadakan dapat dijadikan momentum salah satu pengenalan sejarah kepada anak-anak cucu kita. Lantas, bila nilai bangunan itu diubah, itu menunjukan seseorang tidak peduli akan nilai sejarah. Apalagi mengerti akan makna dari filosofinya.

Patung dengan kain penutup seadanya, merupakan salah satu dari nilai keseluruhan bangunan. Perlu diingat, bentuk utuh patung salah satu identitas dan nilai sejarah perjuangan pahlawan terdahulu. Dengan kain penutup patung seadanya tanpa baju itu sejatinya adalah semangat perjuangan dan kerja keras para pejuang kala itu.

Masalahnya sekarang adalah, apakah dengan hilangnya ciri khas bangunan patung yang representasi Tugu Amanah menunjukan kepala daerah tidak peduli akan nilai sejarah daerah? Nah, kalau itu soal lain.

*Wartawan tinggal di Bengkulu Utara