Dokter, perawat dan tenaga medis menyumbang tenaga dan pikiran dengan risiko nyawa. Kalau melihat deretan foto dokter yang meninggal dunia karena virus Corona, kita merasa ikut sedih. Dokter yang meninggal itu ada berusia muda. Meninggalkan anak yang masih kecil-kecil. Semoga pengabdian mereka mendapat balasan yang setimpal dari Yang Maha Kuasa.

Yang mengharukan, ada orang-orang yang secara ekonomi tergolong pas-pasan. Tapi saat penggalangan donasi, dia ikut menyumbang dana. Tentu saja ini tamparan bagi mereka yang lebih mampu secara materi. Pesan moralnya, sekaya apapun Anda, tapi kalau Anda pelit, tidak memberi manfaat bagi orang lain, Anda tak berarti apa-apa.

Yang bisa berbuat lebih banyak dalam menghadapi wabah seperti saat ini tentu saja mereka yang punya kekuasaan. Kepala daerah dengan kekuasaan yang dimiliknya bisa berbuat banyak merealokasikan anggaran. Daerah dengan APBD besar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, mengalokasikan anggaran dengan jumlah besar. Triliunan.

Sebaliknya, daerah dengan APBD kecil seperti Bengkulu, anggaran Corona nya pas-pasan. Puluhan hingga ratusan miliar. Presiden sendiri sudah merealokasikan anggaran Rp 405 triliun untuk penanganan wabah Corona. Disusul kementerian-kementerian dan lembaga.

Artis-artis juga tak mau ketinggalan. Ada yang membuat karya “lagu” untuk menggugah rasa kemanusiaan. Lagu berjudul “Demi Raya yang Lain” yang dinyanyikan Yessiel Triena misalnya, kini menjadi buah bibir. Lagu yang ditulis suaminya sendiri, Eka Gustiwana tersebut menceritakan perjuangan tenaga medis menangani Corona. Ada pula Sastrawan dan publik figur menciptakan puisi. Kampanye di media sosial. Apapun lah. Yang penting berbuat.

Pers juga demikian. Media-media televisi, surat kabar, hingga media siber dan organisasi wartawan kompak menggalang donasi dan bersatu “Melawan Corona.” Semua ingin berbuat dengan harapan Corona lenyap. Para ulama dan ustad juga berbuat dengan kapasitas mereka. Memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa.

Gotong royong seperti saat ini itulah potret jati diri kita; INDONESIA. Tanpa memandang suku, agama, ras ataupun golongan. Pemerintah tidak bisa sendirian menghadapi wabah. Perlu didukung pihak swasta. Semoga lewat ikhtiar dan doa Corona sirna.

Penulis adalah Wartawan Senior yang juga Ketua PWI Provinsi Bengkulu.