REDAKSI88.COM– Sebagaimana Allah SWT telah membagi manusia menjadi tiga golongan, yaitu (1) golongan orang-orang beriman (mukminin), (2) golongan orang-orang yang ingkar (kafirin), dan (3) golongan orang-orang munafik (munafiqin). 

Orang beriman dijelaskan dalam surah Al Baqarah 2-5, tentang orang kafir dijelaskan dalam Al Baqarah 6-7 dan tentang orang munafik dijelaskan dalam Al Baqarah 8-20.

Pembagian ini mengajarkan kita untuk menghindari sikap ingkar atas segala perintah Allah dan jangan sampai masuk kedalam golong orang-orang kafir. 

Jangan hanya dimulut mengatakan patuh pada Allah, namun pada faktanya tidak menjalankan apa yang diperintahkan-Nya, sehingga kita masuk kedalam golongan orang munafik.

Jika kita merasakan ada ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan, maka kita harus secepatnya bermuhasabah atau menilai diri sendiri. 

Jangan ada bibit kemunafikan dalam diri kita. Dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan:

آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu (1) ketika berbicara ia dusta, (2) ketika berjanji ia mengingkari, dan (3) ketika ia diberi amanat ia berkhianat).

Dari hadits ini kita bisa melakukan introspeksi diri dengan melihat apakah ada tiga sifat ini dalam diri kita. 

Dalam Tafsir Al-Misbah disebutkan, kata munafik atau nifak terambil dari kata nafaq atau terowongan yang memiliki dua muka yakni kiri dan kanan. 

Karenanya, sifat munafik termasuk sifat buruk yang sulit untuk dideteksi, sehingga orang yang memiliki sifat ini termasuk musuh dalam selimut dan termasuk dalam kategori pembohong.

Ibnu Rajab al-Hanbali menyebut, kata munafik secara bahasa bisa diartikan sebagai bagian dari penipuan, berbuat licik, dan menunjukkan perbuatan yang berbeda dari yang sebenarnya.