Disinggung terkait program ketahanan pangan yang masih stagnan, Ahmad Ariyanto mengatakan pada prinsipnya indukan sapi yang sudah diserahkan kepada kelompok itu merupakan tanggung jawab kelompok dalam mengelola. 

“Intinya kami ini hanya pembinaan, kalo pun kelompok ada link atau pun koneksi mereka dapat melakukan untuk pengembangan tentunya dapat dilakukan oleh kelompok itu sendiri,” ujarnya. 

Terpisah, Sekdes Sido Luhur Ari mengakui pembelian bibit sapi untuk ketahanan pangan Tahun 2022 bukan indukan sapi. Ia menyebutkan adanya kesalahan dalam perencanaan, mestinya anggaran yang disediakan untuk indukan sapi di harga 10 juta keatas. 

“Maunya kita kemarin indukan sapi yang dibeli sesuai dengan anggaran yang ada, misalnya dapat 10 atau 5 ekor tapi jelas yang kita beli indukan sapi,” jelasnya. 

Lanjut Ari, tapi itu semua kebijakan kades, saat itu ia mau setiap Rt mendapatkan satu ekor sapi. Semestinya tidak harus memaksakan 13 ekor sapi. 

“Namanya kami anak buah, iya kami manut saja, meskipun sudah kami berikan pandangan,” pungkas Sekdes