Site icon Redaksi88.com

Kades Suka Merindu Disorot Warga, Soal Tak Transparan Kelola Kebun Desa

Bustami.

REDAKSI88.COM– Pengelolaan kebun desa yang dilakukan Pemerintah Desa (Pemdes) Suka Merindu, Kecamatan Marga Sakti Sebelat, Kabupaten Bengkulu Utara disebut warga setempat tidak transparan yang dilakukan oleh Kepala Desa (Kades). 

Pasalnya, pengelolaan kebun desa yang telah diserahkan pihak perusahaan untuk dikelola oleh desa penyangga yakni Desa Suka Merindu, selama dua tahun ini tidak diketahui kemana hasilnya. 

“Ada dua kebun desa yang dikelola Pemerintah Desa Suka Merindu seluas 15 Hektar dari PT Puding Mas, dan seluas 15 Hektar dari PT Agricinal. Jadi ada 30 Hektar kebun desa yang dikelola Kades,” kata Bustami. Rabu (29/11). 

Namun begitu, kata Bustami, hasil kebun desa yang dikelola oleh Kepala Desa Suka Merindu tidak transparan kepada warga. Menurutnya kebun desa dari PT Puding Mas, sudah dua tahun tidak ada laporan berapa hasil yang masuk ke kas desa.

“Sudah berlangsung sejak dua tahun ini tidak pernah dibahas dalam musyawarah desa berapa penghasilan kebun desa yang masuk ke dalam kas desa. Hanya saja pada Tahun 2020 disampaikan Kades kepada warga, saat itu sebesar Rp 300 juta dalam satu tahun,” ujarnya. 

Baca Juga: Menguak Dugaan Bantuan CSR yang Tak Dapat Dipertanggungjawabkan

Bustami menjelaskan, seingat dirinya hasil sebesar Rp 300 juta dalam satu tahun itu berasal dari kebun desa dari PT Puding Mas. Saat itu, sebesar RP 100 juta diberikan kepada warga, dan masing-masing kepala keluarga menerima sebesar Rp 400 ribu. 

“Sisa dari hasil pembagian ke masyarakat kami tidak tahu dan tidak diberikan penjelasan sama sekali oleh kepala desa. Apalagi diungkap dalam musyawarah di tingkat desa,” sesalnya. 

Selain itu, lanjut Bustami, untuk pengelolaan kebun desa dari PT Agricinal pun tidak diketahui kemana hasil pengelolaan yang dilakukan oleh Kades. Ia berharap persoalan ini agar menjadi atensi stakeholder yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara. 

“Kami minta aparat penegak hukum untuk melirik persoalan ini, jangan sampai hasil kebun desa dijadikan ladang untuk memperkaya diri oleh Kades. Dengan tidak transparan kepada kami sebagai warga dalam mengelola keuangan kebun desa,” paparnya. 

Sementara itu, Kepala Desa Suka Merindu, Yusiran dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, irit dalam memberikan komentar terkait pengelolaan kebun desa yang tudingkan oleh warganya tidak transparan. 

“Waalaikumsalam,” singkat Kades.  

Exit mobile version