Site icon Redaksi88.com

Lokasi Jembatan Desa Talang Ulu Ditinjau Komisi III DPRD Bengkulu Utara

Lokasi Jembatan Desa Talang Ulu Ditinjau Komisi III DPRD Bengkulu Utara.

REDAKSI88.COM– Anggota Komisi III DPRD Bengkulu Utara bersama dengan Kepala Desa Talang Ulu langsung turun ke lokasi jembatan di desa setempat.

Sudah sepatutnya warga desa mendapat fasilitas berupa jembatan, sebab ada sekitar 400 hektar lahan pertanian warga ada di seberang jembatan, dan ada ratusan warga yang melintas di jembatan ini setiap harinya.

“Kalau menurut saya ini memang sudah patut untuk dibangun jembatan permanen. Karena memang kebutuhan ini sangat vital untuk masyarakat. Apalagi di seberang jembatan ini sumber perekonomian warga, ada sekitar 400 hektar lahan pertanian warga di sana,” kata Salamun. Selasa (21/11/2023).

Salamun juga mengatakan, pihaknya akan segera menyampaikan aspirasi masyarakat ini ke Bupati dan Ketua DPRD Bengkulu Utara, agar dapat direalisasikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat tersebut

“Ini akan saya sampaikan segera, dan diusahakan di tahun 2024 harus dibangun,” kata Salamun.

Jembatan menjadi salah satu akses vital yang dibutuhkan oleh masyarakat, seperti masyarakat di Desa Talang Ulu, Kecamatan Air Padang, Bengkulu Utara.

Warga desa melalui Kepala Desa Talang Ulu, Ismail menyampaikan, bahwa warga sangat mengharapkan adanya pembangunan jembatan penghubung dari pemerintah daerah Bengkulu Utara.

Jembatan penghubung yang dimaksud yaitu jembatan penghubung antar desa dan Kecamatan, yaitu Kecamatan Air Padang dan Kecamatan Batik Nau.

Saat ini sebuah jembatan yang dibangun belasan tahun lalu, sudah rusak dimakan usia. Jembatan ini juga hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki.

“Jembatan gantung ini usianya sudah belasan tahun, sudah beberapa kali di rehab. Tetapi kita butuh jembatan baru dan permanen dari pemda,” kata Ismail.

Lanjut Ismail mengatakan, bukan hanya jadi akses penghubung antar desa dan kecamatan, lebih vital dari itu jembatan ini juga menjadi satu-satunya akses pergerakan ekonomi masyarakat, yang mayoritas berprofesi sebagai petani sawit dan karet.

Setiap hari petani mengangkut hasil panen melalui jembatan ini. Karena hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, maka biaya produksi petani menjadi lebih besar.

“Kalau ada jembatan yang lebih besar dan bisa dilalui mobil, tentu biaya petani akan berkurang. Tapi kalau sekarang, jujur saja biaya langsir sangat tinggi. Maka dari itu kita sangat butuh jembatan baru yang lebih besar,” tutup Ismail. (Adv)

Exit mobile version