Istri merupakan sosok wanita yang menyukai kelembutan dan kasih sayang, apalagi diperlakukan dengan baik dan dimuliakan. Tentu hal itu menjadikan istri lebih cinta dalam mewujudkan baktinya kepada suami.

Begitulah yang dicontohkan Rasulullah Shalalahu ‘Alayhi Wasallam yang memang menjadi suri tauladan yang terbaik dalam bersikap kepada istrinya.

Pertama, Rasulullah sosok suami yang pengertian, suatu hari Rasulullah tengah bepergian untuk berdakwah dan sampai di rumah kondisi sudah larut malam. Karena tidak ingin mengganggu Aisyah (Istri Rasulullah) yang sudah tertidur, Rasulullah pun tidur di depan pintu dengan menggunakan sorban beliau sebagai bantalnya.

Alangkah terkejutnya Aisyah saat membuka pintu dan Aisyah pun bertanya mengapa Rasulullah tidak mengetuk pintu dan membangunkannya. Rasulullah bersabda “Aku pulang larut malam. Karena khawatir mengganggu tidurmu, aku tak tega mengetuk pintu. Itulah sebabnya aku tidur di depan pintu”. (HR Muslim). Kisah ini Rasulullah mengajarkan kita bagaimana cara memuliakan istri.

Kedua, Rasulullah sering bercengkrama dengan Istri-istrinya.  “Setiap hari Rasulullah membelai semua istrinya seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai dengan tidak mencampuri hingga beliau singgah ke tempat istri yang beliau gilir waktunya lalu beliau bermalam di tempatnya”. (HR Ahmad). 

Kelembutan dan kasih sayang Rasulullah kepada istri merupakan pembelajaran bagi para suami terhadap istri untuk dapat dijadikan tauladan. Dalam sebuah firman-Nya mengibaratkan suami sebagai pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian bagi suami.

”هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ”

Artinya: 

“Istri-istri adalah pakaian untuk kalian. Demikian pula kalian merupakan pakaian untuk mereka”. QS. Al-Baqarah (2): 187.

Rasulullah seorang suami yang sering melakukan pekerjaan rumah, beliau pun tidak segan-segan turun tangan membantu. Menurut Aisyah seperti diriwayatkan Bukhari, Nabi tak segan menyibukkan diri dalam pekerjaan rumah tangga. Misalnya menjahit baju yang sobek, menyapu lantai, memerah susu kambing, belanja ke pasar, membetulkan sepatu dan kantung air yang rusak. Bahkan Rasul pernah memasak tepung bersama-sama dengan pelayannya. 

Ketiga, Rasulullah sering mengajak istrinya bepergian secara bergantian. “Rasulullah jika hendak melakukan perjalanan, beliau melakukan undian di antara para istri, barang siapa yang keluar namanya, maka dialah yang ikut pergi bersama beliau”. (HR Bukhari). 

Keempat, Rasulullah seorang suami yang suka mendengarkan keluh kesah isterinya. Karena beliau senantiasa mendengarkan dengan penuh kasih sayang. “Rasulullah adalah orang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit”. (HR Bukhari).

Kelima, Rasulullah seorang suami yang memuliakan istri dengan melakukan aktivitas bersama walaupun itu adalah aktivitas yang sangat pribadi seperti kisah dalam hadits berikut yang merupakan bukti cinta kepada istrinya. “Aku (Aisyah) pernah mandi dari jinabat bersama Rasulullah dengan satu tempat air, tangan kami selalu bergantian mengambil air, dan tangan kami bersentuhan”. (HR Mutafaqun ‘Alaih).