BENGKULU, redaksi88.com — Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Sultan B Najamudin memuji Presiden Joko Widodo yang telah meresmikan monumen Pahlawan Nasional Hj Fatmawati Soekarno.

Wakil Ketua DPD RI, Sultan Baktiar Najamudin mengungkapkan Presiden Joko Widodo telah memberikan keteladanan dan contoh yang baik dalam menghormati jasa para pahlawan bangsa ini.

Demikian diungkapkan Sultan, usai menghadiri peresmian monumen Pahlawan nasional Ibu Hj. Fatmawati Soekarno di Bengkulu hari ini, Rabu (05/02).

Menurut Sultan, langkah presiden kali ini telah menginspirasi semua pihak. Agar kita sebagai bangsa tidak pernah melupakan jasa-jasa para pendiri bangsa ini.

“Beliau rela mengorbankan kepentingan peribadinya untuk mendermakan waktunya, guna membantu perjuangan para pahlawan dalam memerdekan bangsa Indonesia. Ini perlu kita teladani. Ini perlu kita contoh,” tegasnya.

Lanjut Sultan mengungkapkan, langkah Presiden Jokowi yang meresmikan monumen Pahlawan Nasional Hj Fatmawati Soekarno, merupakan contoh bagaimana menghormati dan meneladani para pahlawan pendiri bangsa ini.

“Peresmian monumen pahlawan nasional Fatmawati Soekarno oleh presiden merupakan bentuk penghormatan dan semangat untuk mengajak masyarakat indonesia bagaimana meneladani perjuangan para pahlawan khususnya Ibu Fatmawati,” ungkapnya.

Peristiwa ini juga memberikan pelajaran kepada kita semua termasuk anak cucu kita untuk bisa mengenal dan meneladani semua pahlawan nasional.

“Kita bersyukur dengan ini. Semoga dengan peresmian kali ini anak anak kita semakin ingin mengetahui bagaimana para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia”.

Sebagai putra Bengkulu, tentunya Sultan merasa bangga dan berterimakasih kepada Presiden yang bersedia meluangkan waktunya untuk meresmikan Monumen Pahlawan Nasional Ibu Hj. Fatmawati Soekarno.

Peresmian monumen ini diharapkan dapat memberikan motivasi tersendiri kepada generasi muda untuk meneladani jasa jasa para pejuang bangsa ini.

Terlebih lagi ditengah arus globalisasi dan keterbukaan informasi yang semakin deras seperti saat ini, bicara kepahlawanan kadang seperti bicara sejarah masa lalu yang tidak uptodate.