Site icon Redaksi88.com

Warga Gigit Jari Program Ketahanan Pangan Desa Sido Luhur Stagnan

Kantor Desa Sido Luhur (Foto/doc Redaksi88.com)

REDAKSI88.COM- Program ketahanan pangan yang dialokasikan melalui Dana Desa (DD) Tahun 2022 oleh Pemerintah Desa Sido Luhur Kecamatan Padang Jaya Bengkulu Utara belum dapat dirasakan warga. 

Pj Kepala Desa Sido Luhur, Eko Sarmianto mengatakan program ketahanan pangan yang dilaksanakan Pemdes Sido Luhur Tahun 2022 yakni untuk pengembangan ternak sapi. Sedikitnya 13 ekor sapi dibelanjakan yang menggunakan Dana Desa (DD) tahun itu. 

“Belum berkembang mas, masih stagnan. Kemarin ada satu ekor sapi yang sudah menghasilkan. Lantaran sapinya mati satu jadi dapat hasil hanya satu ekor sapi, jadi sekarang jumlahnya masih 13 ekor sapi,” ujar Eko. Jumat (21/6/2024). 

Eko mengakui bahwa bibit yang dibeli untuk program ketahanan pangan Tahun 2022 saat itu belum masuk ke dalam kategori bibit indukan atau belum cukup umur dan masih dalam pemeliharaan. 

“Sapinya pedet (masih anak-red) jadi belum siap bunting. Meski kita lakukan penyuntikan untuk induk-induk yang masih muda tetap tidak jadi,” kata Eko. 

Sementara itu, mantan Kepala Desa Sido Luhur, Ahmad Ariyanto berdalih bibit indukan sapi yang dibeli Tahun 2022 saat itu menyesuaikan dengan nilai anggaran DD yang tersedia. Ia menyebutkan indukan sapi yang dibeli seharga 9 juta rupiah termasuk pajak didalamnya. 

“Harga per-ekor sapi 9 juta termasuk ada PPh dan PPn dalam belanja barang itu,” kata dia. 

Disinggung terkait program ketahanan pangan yang masih stagnan, Ahmad Ariyanto mengatakan pada prinsipnya indukan sapi yang sudah diserahkan kepada kelompok itu merupakan tanggung jawab kelompok dalam mengelola. 

“Intinya kami ini hanya pembinaan, kalo pun kelompok ada link atau pun koneksi mereka dapat melakukan untuk pengembangan tentunya dapat dilakukan oleh kelompok itu sendiri,” ujarnya. 

Terpisah, Sekdes Sido Luhur Ari mengakui pembelian bibit sapi untuk ketahanan pangan Tahun 2022 bukan indukan sapi. Ia menyebutkan adanya kesalahan dalam perencanaan, mestinya anggaran yang disediakan untuk indukan sapi di harga 10 juta keatas. 

“Maunya kita kemarin indukan sapi yang dibeli sesuai dengan anggaran yang ada, misalnya dapat 10 atau 5 ekor tapi jelas yang kita beli indukan sapi,” jelasnya. 

Lanjut Ari, tapi itu semua kebijakan kades, saat itu ia mau setiap Rt mendapatkan satu ekor sapi. Semestinya tidak harus memaksakan 13 ekor sapi. 

“Namanya kami anak buah, iya kami manut saja, meskipun sudah kami berikan pandangan,” pungkas Sekdes 

Exit mobile version