Site icon Redaksi88.com

Politik Kambing Bobok

Ilustrasi Kambing Bobok.

Oleh: Benny Hakim Benardie.

Pernah  sanak dengar istilah politik kambing bobok? Jangan bilang pernah. Baru sekali inilah istilah ini dimunculkan, mengingat ada kesamaan politik jelang Pilcagub, khususnya di daerah kita.

Politik kambing bobok hanya merupakan analogi. Bagaimana seekor kambing jantan, saat ‘mengepek’  betina, pasangannya saat ingin mengawininya. Yang menarik adalah teriakannya. “mboooook”, teriak kambing jantan. Jadi jelas, kambing bobok itu bukan artinya kambing tidur. Melainkan karena teriakannya dia dijuluki.

Pertanyaanya adalah, apa  yang dilakukan kambing bobok usai memenuhi keinginannya? Kambing bobok akan terus berteman dengan  pasangannya, meskipun saat ada betina yang lain akan diperlakukan hal yang sama. Seolah-olah dialah sosok pemberi kenikmatan dan kebahagiaan.

Dikatakan kambing bobok, cirinya sudah berumur. Punya tanduk dan jenggotnya sudah panjang. Lantas apa penjabarannya dengan istilah politik?  Sama dengan istilah politik belah bambu. Satu diinjak, satu diangkat.

Sama dengan politik dagang sapi, dimana politik berbagi kekuasaan. Maka politik kambing bobok, merupakan pra mencari simpati.  Dimana para calon’ mengepek’ massa, sembari seolah-olah memberi kenikmatan dan kebahagiaan. Padahal yang enak itu hanya Si Calon. Itu terbukti dengan teriakannya saat kebutuhannya tercapai.

Dalam politik kambing bobok, tidak ada kebersamaan, yang ada monopoli. Bila ada kambing lain yang mencoba mendekat, maka akan dihantam dengan tanduknya. Prinsip yang dianutnya adalah, “massa mu adalah massa ku. Massa ku pacak lah aku”.

Calon penganut politik kambing bobok ini sifatnya, kalau berbicara pelan, terbatah-batah, durasinya lama, mengalun, “nyelesaikan  jugo idak. Tapi enyo endak menang sorang”. Ini merupakan tipikal calon, yang kalau di berikan kepercayaan, dia tidak amanat. Istilah Bengkulunya, “Cik Tau Tapi Cik Slow. Dapek Selip dikit, Cik Pecci jugo.

Untuk antisipasi aksi politik kambing bobok ini, hanya dengan mengebirinya. Panggil dokter hewan, melakukan pengebirian. Ingat,  kambing boboknya yang dikebiri, bukan dokter hewannya.

Exit mobile version