Site icon Redaksi88.com

Destinasi Wisata Pesona Dua Alam Hanya Ada Disini

Danau Gedang/Pantai Padang Betuah.

BENGKULU TENGAH, redaksi88.com – Destinasi wisata satu ini terbilang unik, sebab perpaduan pesona dua alam di satu lokasi. Wisatawan bisa melihat keindahan danau maupun lautnya, berlokasi di Desa Padang Betuah, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.

Masyarakat biasa menyebutnya Danau Gedang, spot wisata ini tak jarang dikunjungi wisatawan dalam daerah dan luar daerah yang ingin melihat langsung keelokan pemandangannya.

Di sisi lainnya, wisatawan bisa melihat keindahan danau dan cantiknya puluhan burung bangau yang beterbangan. Selain itu keindahan laut dengan tepak (Gundukan tanah menjadi karang-red) dengan beragam bentuk.

Meskipun kondisi Danau Gedang saat ini mulai pendangkalan, bentuk aslinya sama sekali belum berubah. Namun, sangat disayangkan sarana prasarana di kawasan wisata ini masih perlu sentuhan.

Dikatakan Zawawi Khattab (47) yang merupakan pengelola parkir di kawasan wisata Danau Gedang. Kondisi kawasan wisata saat ini masih perlu perbaikan sarana maupun prasarana.

Zawawi berharap wisata Danau Gedang ini kedepannya menjadi objek wisata Internasional bukan hanya Nasional saja. Sehingga wisatawan mancanegara lebih banyak datang kemari.

“Semestinya pemerintah dapat membangun resort, hotel. Biar perekonomian masyarakat sekitar bisa maju. Selama ini wisatawan ada yang dari Aceh, Padang, Bandung, Palembang, Jakarta dan banyak lagi,” katanya, beberapa waktu lalu.

Sejauh ini, pemerintah daerah setempat belum maksimal mengelola kawasan wisata. Hanya dibangun tempat parkir dan papan merk saja serta saung tempat duduk untuk wisatawan yang belum memadai.

“Kita berharap dibangunlah auning untuk pedagang, dan dibangun mushola agar bisa dimanfaatkan wisatawan untuk sholat,” ujarnya.

Selanjutnya, yang sangat penting sarana listrik, dengan adanya listrik guna meminimalisir tindak kejahatan, dan juga sangat bermanfaat bagi wisatawan yang ingin ke berkunjung ke Danau Gedang maupun yang mengelola tempat ini.

“Nah, yang lebih penting lagi, kepada pemerintah daerah bayarlah tanah masyarakat yang ada di kawasan wisata ini. Kalau tanah masyarakat tidak dibayarkan ganti ruginya, sama saja mendzolimi masyarakat,” imbuhnya.

Lanjut Zawawi, kalau dinas pariwisata benar-benar ingin mengelola tempat ini, mestinya berkoordinasi terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar. Agar apa yang akan dibangun tidak salah konsep, sekarang lihatlah yang sudah bangun ternyata mubazir.

“Kawasan wisata disini yang bisa kita andalkan satwa burung bangau dan kera. Kalau memang mau dikelola serius dan ada dananya satwa ini bisa kita lindungi,” tutupnya. [pili]

Exit mobile version